Saking banyaknya tu
informasi dan pengetahuan, sampe-sampe orang sekarang ga sedikit yang keblinger. Kebanyakan ilmu mungkin ya, hehe...
Salah satu ciri orang keblinger ini
adalah menjadikan sesuatu yang sederhana menjadi (terlihat) rumit. Mungkin maksudnya baik, atau ingin terlihat lebih
keren, tetapi kan orang juga jadi pusing, hehe..
Inilah yang akan
kita bahas pada kesempatan kali ini. Saya juga kadang-kadang sering banget
'kejebak' sama hal yang seperti ini lho. Mikir rumit-rumit banget sampe otak
rasanya panas banget, gataunya solusinya ecek-ecek. Haha.. Ampuh lagi
solusinya! Ya sudahlah, buat pelajaran saja. Nah, ternyata think simple ini merupakan salah satu kunci
sukses dalam berbisnis, salah satunya Bong Chandra, itu lho pebisnis muda
properti yang sukses. Tidak suka yang rumit-rumit, yang penting masalah beres.
Kalo kata Mas Ippho tu ciri otak kanan banget, kreatif dan mampu menyederhanakan
pemikiran.
Makanya, cobalah
saat ini berlatih menyederhanakan yang rumit. Menyederhanakan hal yang rumit
itu lebih banyak membutuhkan kreativitas daripada memperumit sesuatu yang
sederhana. Iya toh? Coba buka deh buku-buku literatur, dasar teori, dan
semacamnya bisa kita jadikan landasan untuk memperumit persoalan. Tetapi
menyederhanakan masalah? Wow, itu lain soal! Kreativitas men!
Oke, para
entrepreneur dan pembaca yang budiman,
Pernah dengar cerita
seorang presiden yang ga kuat jalan di lantai yang dingin? Ceritanya nih ada
presiden suatu negara kaya raya yang ga kuat kalau jalan telanjang kaki di
rumah dinasnya karena AC nya kelewat dingin sehingga lantainya dingin sekali.
Entah kenapa, sang presiden memerintahkan pelayan rumah untuk menutupi seluruh
lantai dengan karpet bulu. Alasannya biar tidak dingin. Tentu saja si pelayan
itu tertawa. Tahu kenapa sebabnya? Ya dia pikir, kecilkan saja AC nya! Atau,
pake sandal kek! Haha.. Jadilah rumah itu terlanjur digelar karpet bulu.
Ada lagi nih, suatu
problem yang cukup pelik di sebuah perusahaan mie instan yang cukup terkenal
dan merakyat. Dulu, sewaktu masih memakai mesin model lama yang ga
canggih-canggih amat, ada perusahaan mie instan yang sering mendapat komplain
dari pelanggannya. Kenapa? Banyak sekali pelanggan yang mendapati di dalam
bungkus mie tidak ada bumbunya. Ngenes ga tuh? Masa
iya mau makan mie nya doang?
Untuk itu sang
direktur beserta seluruh jajarannya manajer membahas hal ini di ruang rapat.
Bahkan dijanjikan siapa yang dapat memecahkan persoalan ini akan diberikan
kenaikan gaji hingga 2-5 kali lipat! Semua manajer berlomba-lomba memberikan
saran terbaik. "Bagaimana kalau kita membeli mesin baru dari Jepang
seharga 1 milyar rupiah?", tidak mau ketinggalan, "Bagaimana kalau
kita membeli mesin X-Ray biar terlihat bungkus mana yang tidak ada bumbunya?
Itu lebih murah, Pak! Dari Jerman hanya Rp500 juta". Sang direktur
bingung, keduanya usulan yang bagus dan punya kelebihan dan kekurangan. Tanpa
disadari, ternyata seorang Office Boy yang sedang menyajikan minum untuk para
peserta rapat, nyeletuk, "Kenapa bumbunya ga ditempel aja Pak di luar
bungkusnya?"
Semua manajer
melihat si OB itu. Tak disangka ide itu memecahkan dua masalah mendasar:
Mengurangi resiko mie yang tidak ada bumbunya, dan mengirit biaya tambahan,
bahkan tidak memakan biaya sama sekali. Langsung saja si OB itu diangkat
sebagai wakil manajer operasional.
Tahu pabrik apa itu?
Ya, itu cuma cerita fiksi karangan saya. Hehe... :), ga mengacu pada pabrik
mana pun.
Yah, intinya saat
ini saya sedang melatih diri untuk pandai-pandai menyederhanakan masalah yang
rumit. Ternyata hal itu sangat bermanfaat sekali dalam hidup. Beneran. Intinya,
dalam think simple itu ada think creative! Nah, berpikir kreatif inilah
sebenarnya yang penting. Semoga dapat menginspirasi dan menjadikan diri kita
lebih kreatif.
Arry Rahmawan, adalah Inspirator CerdasMulia, Direktur Penerbit Granada, wakil ketua Center for Entrepreneurship Development and Studies Universitas Indonesia, sekaligus praktisi pengembangan SDM. Telah mengantongi ribuan jam terbang sebagai pembicara, motivator, dan konsultan khususnya untuk pelajar dan mahasiswa. Direktur Pengembangan Bisnis Permata CerdasMulia Indonesia ini dapat dihubungi via email di arry.rahmawan@gmail.com atau follow twitternya di @ArryRahmawan
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Arry Rahmawan sebagai penulisnya dan Blog Kak Arry sebagai sumbernya