11 Februari 2012 | By: Arry Rahmawan

4 Kiat Lebih Bijak dalam Memilih Sahabat

Pernahkah Anda mendengar ada sebuah pernyataan seorang tabi'in yang kira-kira bunyinya seperti ini:

"Janganlah Engkau bertanya tentang seseorang siapa dirinya, tetapi bertanyalah siapa temannya. Sebab, setiap orang akan mengikuti siapa temannya itu."

Yap, kali ini Kak Arry akan membuka topik tentang berlaku bijak dalam memilih sahabat. Hal ini bukan berarti kita membatasi diri kita dari pergaulan, tetapi khusus untuk sahabat, kita memang tidak boleh salah dalam memilih. Percaya atau tidak, walaupun sebenarnya penentu kesuksesan adalah diri kita, tetapi banyak sekali kejadian bahwa seseorang yang seharusnya bisa menjadi hebat malah tenggelam karena temannya. Begitu pula sebaliknya, mereka yang terlihat akan tenggelam justru mampu menjadi sukses karena dukungan temannya yang juga sukses.

Penasaran mengetahui bagaimana cara bijak dalam memilih sahabat sejati? Silakan baca artikel ini selengkapnya.


Bahaya Salah Pilih Sahabat
Kalau dulu kita pasti sempat mendengar lagu yang dilantunkan oleh grup band Sind3ntosca, entah ke mana mereka sekarang, yang judulnya kepompong, ada sebuah syair unik bahwa persahabatan ibarat kepompong karena mampu merubah ulat menjadi kupu-kupu. Di satu sisi saya setuju dengan hal ini, tapi di sisi lain menjadi abu-abu jika kita memiliki sahabat yang negatif.

Kenapa? Karena jangankan menjadi kepompong, bisa jadi jika memiliki sahabat dan lingkungan yang negatif, seekor ulat tidak akan tumbuh menjadi kupu-kupu. Sebagai contoh, misalkan kita memiliki sahabat yang selalu bernada negatif atau tidak punya tujuan hidup, pasti kira-kira akan seperti ini jadinya:

"Sudahlah, ga usah muluk-muluk deh kalau bercita-cita. Hidup ini yang realistis aja. Toh lu ga bakal mungkin mencapai itu dengan kondisi lu yang sekarang, mendingan kita have fun aja ga usah hidup terlalu keras, hasilnya sama saja."

Mereka biasanya akan mencoba mendukung dengan berbagai argumentasi yang menurut mereka benar. Misalnya Anda ingin menjadi seorang pengusaha saat masih duduk di bangku kuliah. Anda ingin berkembang, tetapi kemudian sahabat Anda yang negatif akan melontarkan berbagai macam argumen mengerikan untuk Anda. "Udah deh, fokus kuliah aja. Ngapain sih jadi pengusaha segala? Kan masih ada orang tua...", masih belum cukup. Mungkin jika Anda gagal, akan seperti ini jadinya, "Nah kan udah gue bilang lw pasti gabisa jadi pengusaha sambil kuliah. Gue tuh ngerti banget sama lo. Lo ga punya bakat pengusaha, udah deh ni daripada nilai lu ancur semua."

Bila Anda terlahir sebagai seorang yang positif, maka jika dekat dan memiliki seorang sahabat negatif hanya akan memperlemah gairah hidup Anda. Impian Anda akan terkubur, energi positif akan tersedot, serta keyakinan hidup akan melemah. Alhamdulillah jika Anda punya tujuan mulia ingin mengubah mereka yang negatif, tetapi tetap saat ini mereka yang negatif jumlahnya lebih banyak daripada yang positif. Mereka yang siap membuang-buang waktu Anda jauh lebih banyak daripada mereka yang siap menghebatkan Anda dengan waktu tersisa yang Anda miliki.

4 Kiat Bijaksana dalam Memilih Sahabat
Tidak pernah ada ceritanya saya melarang-larang memilih sahabat. Siapapun sahabat kita saat ini dan bagaimana kita menghabiskan waktu dengan mereka adalah pilihan kita sendiri. Tetapi sebenarnya ada 4 cara yang bisa kita coba untuk memulai memilih dan mencari seorang sahabat sejati:
  1. Memilih sahabat yang positif. Sahabat seperti ini adalah sahabat yang jumlahnya sedikit. Sahabat yang positif senantiasa mampu tidak hanya mendengarkan, tetapi juga menghebatkan. Tidak hanya memotivasi, namun juga menawarkan bantuan walaupun itu kecil. Sahabat positif selalu menekankan memang untuk mencapai sesuatu itu butuh suatu usaha yang ulet dan tekun. Jika suatu saat Anda mengalami kemunduran, bertemu dengannya akan membuat semangat Anda kembali menggebu-gebu untuk segera berprestasi kembali.
  2. Memilih sahabat yang passion nya sama. Dengan catatan bahwa sebenarnya Anda sudah mengetahui passion Anda. Ini menjadi sangat penting agar keduanya bisa sama-sama terus belajar untuk menjadi seorang expert. Sebagai contoh, Kak Arry memiliki sebuah passion yang kuat dengan dunia tulis menulis dan blogging. Kak Arry kemudian bersahabat dengan Bang Wahyu, mahasiswa FIB UI 2008 yang juga jago sekali menulisnya. Sampai sekarang kami masih sering belajar bersama bagaimana tips dan trik menulis yang baik.
  3. Memilih sahabat yang mimpi-mimpi nya sama. Misalkan Kak Arry memiliki mimpi menjadi seorang motivator tingkat dunia dan juga wirausahawan muda. Kak Arry kemudian bergabung dengan komunitas-komunitas wirausaha muda dan banyak sekali mendapatkan sahabat yang insyaAllah tidak mungkin menertawakan mimpi-mimpi dan cita-cita kita. Bahkan justru didukung dan dibantu satu sama lain. Dengan berkumpul sama orang-orang yang mimpi dan cita-citanya sama maka kita akan terus terpacu dan terpacu lagi karena kita pasti tidak mau tertinggal dengan mereka dalam mencapai mimpi. Bahkan saling menantang satu sama lain siapa yang akan mencapai mimpi tersebut lebih dulu? Toh seandainya ditertawakan pun tidak masalah karena jika kita berhasil mewujudkannya maka yang malu adalah yang tertawa bukan? :)
  4. Memilih sahabat yang se-iman. Memiliki sahabat dengan iman sama dapat menjamin penyelesaian-penyelesaian masalah menjadi lebih mudah karena tidak ada tabrakan terhadap keyakinan fundamental yang dipegang masing-masing. Bukan berarti tidak boleh, tetapi pada umumnya jika menyangkut tentang keyakinan seseorang menjadi sensitif. Berteman boleh dengan siapa saja, tetapi memilih sahabat harus berhati-hati karena jika tidak tepat akan mempengaruhi hidup kita ke depannya.
Bahkan rasulullah saw bersabda, sesungguhnya "perumpamaan antara seorang teman yang baik dengan seorang teman yang buruk itu bagaikan pembawa minyak kasturi dengan tukang pandai besi Adapun pembawa minyak kasturi itu boleh jadi akan memberimu, atau engkau membeli darinya, atau (minimal) engkau akan mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan tukang pandai besi, boleh jadi akan membakar pakaianmu atau engkau akan mendapatkan bau busuk darinya." Ini merupakan sebuah hadits yang sangat terkenal dan masih amat sangat relevan dengan sekarang. Sebagai penutup, sebuah hadits lagi yang akan mengingatkan kita,

"Seseorang itu akan ikut temannya. Karenanya hendaklah di antara kamu memperhatikan siapa yang menjadi temanmu."
(Nabi Muhammad saw)

NB: Artikel ini sekaligus dipersembahkan secara khusus untuk kedua sahabat Kak Arry yang paling luar biasa: Muhammad Febrian Rachmadi dan Fajar Munichputranto. 

Apakah Anda memiliki saran dan kiat lain untuk memilih sahabat dengan lebih bijaksana? Ayo di share dan berbagi manfaat dengan menuliskannya di kotak komentar. Semoga bermanfaat.

Salam CerdasMulia! :)

Arry Rahmawan, adalah Inspirator CerdasMulia, Presiden Direktur Penerbit Andalusia Pustaka Cendekia, wakil ketua Center for Entrepreneurship Development and Studies Universitas Indonesia, sekaligus praktisi pengembangan SDM. Telah mengantongi ribuan jam terbang sebagai pembicara dan khususnya untuk pelajar dan mahasiswa. Direktur Pengembangan Bisnis Permata CerdasMulia Indonesia ini dapat dihubungi via email di arry.rahmawan@gmail.com atau follow twitternya di @arry2201

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Arry Rahmawan sebagai penulisnya dan Blog Kak Arry sebagai sumbernya