2 Februari 2012 | By: Arry Rahmawan

Apakah Diri ini Mencintai Rasulullah?


Akan saya paparkan bukti totalitas cinta Rasulullah Muhammad SAW, yang tak akan pernah ada seorang pun pemimpin umat yang lebih perhatian kepada umatnya daripada pemimpin di dunia manapun. Ini hanyalah bukti ketika Rasul menjelang wafat, dia masih memikirkan nasib umatnya. Silakan baca sejarah Rasul untuk melihat cinta rasul selama hidupnya, kepada umatnya.


Ketika menjelang wafat, rasul berkhutbah pada para sahabatnya, dan berpesan:

"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, Al Qur'an dan As-Sunnah. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersamaku."

Bukti cinta Allah dan Rasulnya digambarkan bahwa Allah dan Rasul telah mewariskan 2 warisan terbesar sepanjang masa: Al-Quran dan Sunnah kepada kita.

Ketika Rasul mulai didatangi malaikat maut...

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata jibril.

Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya," kata Jibril.

Bayangkan, seorang rasul yang dijamin masuk surga, masih memikirkan dan bertanya mengenai bagaimana keadaan umatnya. Subhanallah, inilah figur pemimpin sejati.

Ketika Rasul Sakaratul maut.....

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat niat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"

Lihatlah, bagaimana Rasul merasa sakit (padahal beliau rasul!), dan beliau memohon pada Allah agar rasa sakitnya ditimpakan kepadanya saja, jangan pada umatnya. Dan dia masih sempat mengucapkan "umatku", ketika menjelang kematian.

"Sahabatku, air mataku menetes ketika menulis dan membaca artikel ini. Berapa banyak dari kita yang mencintai Allah dan RasulNya? Berapa banyak dari kita yang mengidolakannya? Berapa banyak dari kita yang rela berkorban untuknya? Rasul telah banyak berjuang demi tegaknya Islam dan dia sangat sayang kepada umatnya. Cukupkah selama ini kita mencintainya? Maha Suci Allah, semoga kita semua sebagai muslim dan muslimah yang mencintainya,mendapatkan syafaat sebagai umatnya di hari kiamat nanti."


Arry Rahmawan, adalah Inspirator CerdasMulia,  Direktur Penerbit Granada, wakil ketua Center for Entrepreneurship Development and Studies Universitas Indonesia, sekaligus praktisi pengembangan SDM. Telah mengantongi ribuan jam terbang sebagai pembicara, motivator, dan konsultan khususnya untuk pelajar dan mahasiswa. Direktur Pengembangan Bisnis Permata CerdasMulia Indonesia ini dapat dihubungi via email di arry.rahmawan@gmail.com atau follow twitternya di @ArryRahmawan

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Arry Rahmawan sebagai penulisnya dan Blog Kak Arry sebagai sumbernya