11 Maret 2012 | By: Arry Rahmawan

Menjadi Motivator Hebat, Kenapa Tidak?

Catatan Kepala: Setiap orang sebenarnya diberi bekal untuk mampu memotivasi dirinya sendiri, tetapi sayangnya banyak orang lebih suka menggadaikan motivasinya tergantung dari kondisi yang mereka hadapi.

Banyak orang atau teman-teman yang ingin hidupnya selalu termotivasi kan? Selalu bersemangat, selalu ceria, dan selalu siap menghadapi halangan dan rintangan apa pun. Saya yakin pasti teman-teman ingin selalu dalam keadaan "puncak".

Banyak orang yang mencari jalan pintas untuk mendapatkan motivasi atau inspirasi melalui training ataupun seminar-seminar motivasi dengan harapan ingin mendapatkan perubahan yang luar biasa. Bahkan harga atau biaya yang mahal pun bukan merupakan halangan buat mereka, yang penting ada perubahan. Dan memang benar, setelah melalui proses training, maka hasil akhirnya adalah peserta training itu akan memiliki semangat yang menggebu-gebu dan terpampang berjuta impian yang tampaknya mudah sekali untuk digapai.


Ada beberapa training yang sungguh luar biasa memberikan dampak, salah satu yang pernah saya ikuti adalah training dari ESQ, ILNA, beberapa seminar, dan Quranic Quotient Training, dan sebagainya.

Namun setelah diperhatikan, ternyata efek dari sebuah training itu hanya bertahan sekitar 1-2 minggu saja. Selanjutnya, efek dari training itu sendiri akan hilang, dan semangat kita akan turun. Hal ini sangat wajar sekali, namun bila dipikir, sayang sekali uang yang sudah dikeluarkan sedemikian banyak habis sia-sia.

Dengan pengalaman selama 2 tahun mengikuti training motivasi, butuh 1 tahun buat saya dalam merumuskan, untuk apa saya ikut training? Pada tahun-tahun awal saya menjadi peserta training, saya hanya menjadi pendengar dan peserta yang mendapat suntikan motivasi, dan setelah itu semangat saya menjadi menggebu-gebu. Tapi saya masih sering kesal karena ternyata semangat itu mudah sekali padam. Akhirnya saya mengerti.

Motivation training itu saya akui sangat penting. Penting sekali. Namun di sini, setelah melihat fenomena cepatnya efek training menghilang atau lupa, ternyata saya mengambil kesimpulan bahwa memang benar orang itu mendapat motivasi, tetapi tidak dapat memberikan atau memotivasi diri sendiri. Ini yang sangat fatal.

Training digunakan untuk memberi motivasi dan mengubah semangat yang lemah menjadi berkobar kembali, serta training digunakan untuk mengubah karakteristik seseorang. Tapi jarang sekali training ditujukan agar peserta bisa memotivasi diri mereka sendiri. Kesimpulannya adalah sebenarnya motivasi itu bisa tetap bertahan, asalkan setiap orang tahu "motivator sejatinya" adalah diri mereka sendiri. Jadi, semua orang sebenarnya adalah motivator, karena motivator sejati itu berasal dari dalam diri sendiri.

Oke, sekarang kita tahu bahwa kita semua motivator, tapi jarang orang yang mau berusaha mengembangkan kemampuannya ini. Mungkin karena minder, tidak PD, malas, dan sebagainya. Motivator yang baik harus tahu dasar dan aturan-aturan dalam memotivasi diri mereka sendiri. Setelah cukup mampu memotivasi diri, maka tularkanlah kepada yang lain, agar kita senantiasa mengamalkan ilmu-ilmu motivasi yang telah kita pelajari.

Banyak sekali motivator-motivator besar luar biasa yang bisa kita tiru untuk mengambil pelajaran. Ada Stephen R. Covey, John C. Maxwell, Anthony Robbins, Andrie Wongso, Darmadi Dharmawangsa, Imam Munadi, dan masih banyak lagi. Namun jangan lupa untuk mengambil pelajaran dari motivator no.1 sepanjang masa, Muhammad SAW.

Contoh motivator sejati dalam Islam adalah Rasulullah Muhammad SAW. Beliau ini bisa memotivasi diri sendiri dan sahabat-sahabatnya. Beliau tetap terus tabah dilanda cobaan dan terus stabil dalam segala aktivitasnya. Sehingga oleh Michael H. Hart, beliau dinobatkan sebagai Orang Nomor 1 Paling Berpengaruh Sepanjang Masa, atau kalau saya tambahkan, beliau adalah Pemimpin Abadi dan Teladan Paling Sempurna serta Motivator Luar Biasa yang Pernah Ada. Luar biasa bukan?

Ingin menjadi motivator yang luar biasa? Kenapa tidak mencontoh Rasulullah SAW? Pelajari mengapa rasul Muhammad bisa sesabar itu, pelajari mengapa beliau bisa mempengaruhi dan menginspirasi banyak orang. Apa motivasi Rasul sehingga bisa menjadi seperti itu? CintaNya kepada Allah, Tuhan Pencipta Alam yang membuatnya seperti itu. Beliau adalah motivator yang paling sempurna karena berlandaskan Al-Qur'an - Hadits. Beliau termotivasi untuk menggapai surgaNya, dan yang luar biasanya adalah beliau tidak ingin hanya beliau yang selamat, tapi tugas beliau adalah menyelamatkan seluruh manusia agar bisa masuk ke surgaNya, dan motivasi yang beliau berikan pada para sahabat yang juga bisa kita contoh bisa kita rasakan sampai sekarang.

Jadilah seorang motivator sekarang juga! Karena itu sunnah Rasulullah, bahkan kewajiban untuk para umatnya agar bisa memotivasi, beramar ma'ruf nahi munkar, serta bermanfaat bagi sesamanya. Seorang motivator sejati adalah motivator yang bisa menginspirasi diri sendiri, memberikan motivasi, inspirasi, dan kontribusi buat banyak orang, serta menyiapkan orang yang dimotivasi agar bisa memotivasi diri sendiri dan orang banyak. Jadilah motivator yang berlandaskan iman dan taqwa, jangan pisahkan kehidupan dunia dan akhirat. Jadilah motivator Islami sekarang juga!

Wallahu a'lam bish Shawab.

Salam Sukses!


Arry Rahmawan, adalah Inspirator CerdasMulia,  Direktur Penerbit Granada, wakil ketua Center for Entrepreneurship Development and Studies Universitas Indonesia, sekaligus praktisi pengembangan SDM. Telah mengantongi ribuan jam terbang sebagai pembicara, motivator, dan konsultan khususnya untuk pelajar dan mahasiswa. Direktur Pengembangan Bisnis Permata CerdasMulia Indonesia ini dapat dihubungi via email di arry.rahmawan@gmail.com atau follow twitternya di @ArryRahmawan

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Arry Rahmawan sebagai penulisnya dan Blog Kak Arry sebagai sumbernya