24 Maret 2012 | By: Arry Rahmawan

Do You Know What Your Strength?

Tulisan Kak Arry kali ini terinspirasi dari sebuah acara yang diselenggarakan CEDS UI, yaitu Team Building Badan Pengurus Harian. Di acara ini, seluruh BPH yang ada memainkan sebuah games yang berujuan agar kita semua menjadi lebih dekat satu sama lainnya. Cara mainnya, masing-masing memberikan komentar atas BPH yang lain baik itu sisi positif ataupun negatif yang kemudian dituliskan di selembar kertas.

Sampai kemudian canda dan tawa keluar dari pada BPH ketika poin-poin itu dibacakan satu sama lain. Semua tampak terlihat gembira. Walaupun di kertas itu ada sisi negatif, namun semua terlihat senang karena menganggap itu sebuah masukan. Saya senang dengan suasana kekeluargaan yang ada di CEDS UI.

Di sisi lain, saya pernah mendapatkan curhatan dari seorang teman, sebut saja bernama Bunga. Bunga ini, menurut saya adalah orang yang baik, pengertian, supel, walaupun agak cerewet-cerewet sedikit dan aktif. Sampai akhirnya suatu saat dia berubah. Setelah ditelusuri, ternyata dia baru saja mendapatkan masukan negatif dan membuat dia merasakan bahwa selama ini ada yang salah dengan dirinya. Uniknya, masukan itu menurut saya tidak benar. Kemudian saya bantu dia untuk kembali menemukan semangatnya dan menjadi dirinya kembali. Hanya satu pertanyaan saja: Do You Know What Your Strength?



1. Masukan Ada untuk Memperbaiki, Bukan Menjadikan kita Berhenti dari Berbuat Baik
Masukan negatif (maksudnya adalah memberitahukan apa keburukan kita, atau kritik terhadap diri kita), seringkali membuat kita terfokus padanya dan melupakan bahwa kita memiliki beragam kelebihan lain. Parahnya, yang tadinya produktif, saat mendapatkan kritik negatif malah tidak produktif lagi. Yang tadinya baik, malah menjadi tidak aktif. Padahal, kritik itu ada sebagai feedback, bahwa ada kekurangan di poin itu. Tetapi tetap jangan lupakan kekuatan diri kita. Asahlah terus kekuatan diri kita, temukan dan asah, karena lebih baik kita mengasah terus kekuatan daripada kita bersedih-sedih meratapi kritik.

2. SWOT Analysis
Ah, Kak Arry jadi gimana cara saya menemukan kekuatan dalam diri saya? Dalam beberapa kasus, cara yang paling mudah adalah dengan melakukan kontemplasi. Melakukan kontemplasi, kemudian menjawab beberapa pertanyaan berikut:

S = Apakah Strength (kekuatan) yang ada dalam diri saya?
W = Apakah Weakness (Kelemahan) yang ada dalam diri saya?
O = Apakah Opportunity (Kesempatan) yang ada di sekitar saya?
T = Apakah Threat (Ancaman) yang ada di sekitar saya?

Membuat SWOT Analysis adalah cara yang paling mudah untuk menemukan di mana kekuatan Anda. Syaratnya adalah Anda harus jujur terhadap diri sendiri.

3. You Can Only Start with What You Have
Bagaimanapun pendapat orang terhadap kita, seharusnya diri kitalah yang paling tahu akan diri sendiri. Lha iya dong, kan kita yang selama ini 24 jam sehari dan 7 hari seminggu itu menemani kita. Jadi, ketika ada pendapat orang tentang diri kita harusnya kita tinggal melakukan filter atau disaring. Tidak perlu dilahap dan dipercaya semuanya. Maka, menemukan kekuatan diri kita akan sangat bermanfaat karena kita hanya bisa bertindak dengan apa yang kita miliki sekarang, syukuri itu. Sebagai contoh, saya pernah menemukan bahwa kekuatan terbesar saya adalah produktivitas menulis. Pernah ada seorang yang mencibir bahwa ngapain seorang engineer akhirnya jadi penulis pengembangan diri? Saya diceramahi akhirnya, saya hanya tersenyum dan berbisik dalam hati bahwa orang yang sudah menemukan kekuatannya itu......


4. Talk Less Do More
Satu hal yang saya merasa kasihan terhadap kritikus dan pengamat adalah tetap mereka adalah seorang penonton jika tidak disertai aksi dari pikiran kritis mereka. Dikritik seperti apapun, orang yang sudah mengetahui di mana letak kekuatannya akan sedikit berbicara, dan banyak menghasilkan karya. Talk Less, Do More. Tidak masalah orang mau berkata apa, yang penting adalah tetap terus berkarya!

5. Bagaimanapun Pikiran Anda, Semuanya Benar
Orang yang belum mengetahui di mana kekuatan dirinya, biasanya akan terpengaruh terhadap pendapat orang lain. Jika suatu saat mendapat kritik keras, dan menganggap diri masih bisa jauh lebih baik daripada saat ini, maka alhamdulillah banget. tetapi bagaimana jika justru malah terdemotivasi? Padahal pola pikir keduanya sama-sama benar. Jika Anda merasa diri masih bisa lebih baik, itu benar. Jika merasa bahwa diri ini penuh dengan kekurangan-kekurangan, Anda benar juga. Maka dari itu mengetahui kekuatan diri menjadi penting agar Anda tahu ke mana Anda harus memperbaiki diri.

6. 3 Prinsip Utama setelah Menemukan Kekuatan Anda
Menemukan kekuatan Anda bukan berarti menjadi sombong atau membanggakan diri, tetapi maksimalkan sampai titik paling maksimal yang ada. belajar dari PPSDMS, sebagai seorang yang sudah menemukan kekuatan dan mengasahnya kita harus tetap mengingat 3 hal utama: Moderat, rendah hati, dan onjektif. Moderat maksudnya kita dapat menyatukan semua pendapat untuk menghasilkan kesimpulan yang bijaksana, rendah hati maksudnya kita tetap merasa bahwa semakin kita belajar, maka semakin merasa bahwa diri kita bukanlah apa-apa, dan objektif adalah senantiasa memandang sesuatu dari sudut fakta, bukan hanya berdasarkan opini emosional pribadi.

Itulah mengapa menemukan kekuatan menjadi sangat penting. So, Do you know what your strength?


Arry Rahmawan, adalah Inspirator CerdasMulia,  Direktur Penerbit Granada, wakil ketua Center for Entrepreneurship Development and Studies Universitas Indonesia, sekaligus praktisi pengembangan SDM. Telah mengantongi ribuan jam terbang sebagai pembicara, motivator, dan konsultan khususnya untuk pelajar dan mahasiswa. Direktur Pengembangan Bisnis Permata CerdasMulia Indonesia ini dapat dihubungi via email di arry.rahmawan@gmail.com atau follow twitternya di @ArryRahmawan

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Arry Rahmawan sebagai penulisnya dan Blog Kak Arry sebagai sumbernya